Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (28 – 借刀杀人/Membunuh dengan pisau pinjaman)

Cao Cao sejak awal sebenarnya sudah melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang menentangnya. Tetapi saat melakukan hal ini, menurut prof. Yi, Cao Cao sebenarnya mengalami kontradiksi. Di satu sisi, Cao Cao mengharapkan kejujuran. Dia sungguh berharap bawahannya memberikan kritik ataupun ucapan yang terus terang padanya. Tetapi di sisi lain, dia juga harus menekan kubu yang menentangnya. Bagaimana mengatasi kontradiksi ini? Bagaimana supaya anak buahnya bisa terus berterus terang, sekaligus juga ia dapat membasmi kubu yang melawan dirinya?

Cao Cao memisahkan jenis “anti” terhadap dirinya menjadi dua macam. Pertama, “anti” yang bertujuan baik, dan kedua, “anti” yang menyerangnya. “Anti” yang bertujuan baik harus ia dukung. “Anti” yang menyerangnya harus ia basmi. Pertanyaannya sekarang, bagaimana membedakan kedua hal ini? Cao Cao punya tiga cara.

Pertama, apakah kritik tersebut memang berupa kritik ataukah berupa perlawanan? Kedua, apakah itu mengajak bertengkar atau menyusun plot jahat? Ketiga, sumbernya dari satu orang atau dari sekelompok orang? Jika yang menentangnya adalah satu orang (pribadi), dan berupa kata-kata yang diucapkan langsung kepadanya dan bukan berupa plot tersembunyi, maka meskipun ini berupa perlawanan sekalipun, Cao Cao tidak selalu akan membunuh orang itu. Contohnya Mi Heng.

Mi Heng adalah orang yang congkak, menganggap diri lebih hebat dari orang lain. Orang yang suka dengan Mi Heng hanya satu, yaitu Kong Rong. Kong Rong menganggap Mi Heng adalah orang yang luar biasa hebatnya. Ia tak hentinya merekomendasikan Mi Heng kepada istana, termasuk kepada Cao Cao. Kita tahu Cao Cao adalah orang yang sangat menghargai orang bertalenta. Maka Cao Cao pun ingin bertemu dengan Mi Heng. Tetapi Mi Heng memandang remeh Cao Cao. Ia tak sudi menemui Cao Cao, dengan alasan dirinya mengidap penyakit gila. Namun di belakang, ia terus membuat omongan buruk tentang Cao Cao. Dan tentu pada akhirnya ini sampai juga ke telinga Cao Cao. Berdasarkan prinsip di atas, Mi Heng hanya satu orang, dan ia juga bukan berkomplot, maka Cao Cao tidak berencana melenyapkan Mi Heng. Tetapi Cao Cao hendak melenyapkan gengsi Mi Heng. Ia mendengar Mi Heng pandai menabuh genderang. Ia mengangkat Mi Heng sebagai pejabat di bagian genderang. Seremoni digelar untuk pengangkatan ini dan Mi Heng diundang menabuh genderang.

Mi Heng datang. Dan ia menabuh. Ia menabuh dengan sangat sangat baik. Semua hadirin terpukau dengan atraksi Mi Heng. Sambil menabuh, Mi Heng sambil berjalan mendekati Cao Cao. Saat ini, seorang ajudan menghalangi Mi Heng, sebab Mi Heng belum mengenakan seragam pejabat penabuh. Ia harus mengenakannya terlebih dahulu. Mi Heng dengan enteng pun melepaskan baju di badannya hingga ia telanjang bulat di hadapan Cao Cao. Lalu ia mengambil seragam dan mengenakannya. Setelah itu ia pun melanjutkan menabuh genderang, dengan raut muka sedikit pun tak berubah, seolah tidak terjadi apa-apa. Cao Cao menghadapi ini tentu merasa dipermalukan. Namun Cao Cao adalah Cao Cao, ia dengan tertawa tidak menunjukkan kemarahan, dengan ringan menutup seremoni tersebut.

Tetapi Kong Rong tidak bisa menerima hal ini, sebab ialah yang merekomendasikan Mi Heng. Ia menemui Mi Heng dan mengomelinya. Mi Heng akhirnya berkata ia akan menemui Cao Cao. Begitu mendengar ini, Kong Rong langsung memberitahu Cao Cao bahwa Mi Heng akan datang minta maaf. Cao Cao menunggu lama sekali. Hingga ketika hampir habis kesabarannya, datanglah Mi Heng. Mi Heng mengenakan pakaian tipis, memakai ikat kepala, membawa tongkat kayu. Begitu tiba, ia memukul-mukul tongkat tersebut sambil mengutuki Cao Cao. Habislah kesabaran Cao Cao. Ia memanggil Kong Rong dan berkata, sebenarnya sangatlah gampang untuk membunuh Mi Heng. Namun Cao Cao menyuruh agar Mi Heng dipindahkan ke kubu Liu Biao saja.

Liu Biao tahu Mi Heng adalah orang yang bertalenta. Pada mulanya hubungan mereka baik. Tetapi lama kelamaan, perangai aneh Mi Heng muncul kembali dan ia mulai menjelek-jelekkan Liu Biao. Liu Biao tidak tahan, Mi Heng diusir pergi ke kubu Huang Zu. Hal yang sama terulang kembali. Ia juga menjelek-jelekkan Huang Zu. Huang Zu tidak tahan dan pada akhirnya ia memerintahkan Mi Heng dibunuh. Para bawahannya juga tidak suka Mi Heng, sehingga begitu mendengar perintah untuk membunuh Mi Heng, mereka dengan senang segera melaksanakannya. Demikianlah Mi Heng tewas di usia 26 tahun.

Kematian Mi Heng mendapatkan simpati dari banyak orang. Mengapa? Ada tiga alasan. Pertama, Mi Heng memiliki karakter yang kokoh. Kedua, Mi Heng berani mencela Cao Cao. Ketiga, Mi Heng tak seharusnya mati. Menurut prof. Yi, ini kelihatannya benar, tetapi sebenarnya tidak. Prof. Yi akan menganalisis ketiga alasan ini satu per satu. Pertama, apakah Mi Heng memiliki karakter yang kokoh? Kelihatannya begitu. Mengapa? Karena ia berani mengkritik langsung para pemimpin nomor satu: Cao Cao, Liu Biao dan Huang Zu. Tetapi tidak sesederhana itu. Mi Heng memang harus diakui berani mengkritik langsung di hadapan orang yang ia kritik. Tetapi pertanyaannya, apakah orang itu memang layak untuk dikritik? Mengapa Mi Heng harus mengritik? Apakah Mi Heng memang sejak awal mengkritik? Jawabannya adalah tidak.

Mi Heng adalah orang yang sebenarnya sangat ingin menjadi pejabat. Dia merasa dirinya hebat, mampu memimpin negara. Demi hal ini, ia menuju kota Xu untuk mencari pimpinan di mana ia dapat berlabuh. Tetapi, semua orang yang ia amati, tak satupun ia anggap layak sebagai pemimpinnya. Nah, jika Mi Heng adalah orang yang berintegritas, seharusnya saat itu ia pulang saja ke kampung halaman dan hidup bercocok tanam dan sebagainya. Tetapi dia tidak melakukan itu. Dia malah mengkritik orang-orang. Apakah ini menunjukkan karakter yang kuat? Orang seperti ini sudah tentu tidak disukai.

Kedua, apakah Cao Cao memang layak untuk dicela dan dikritik? Bisa kita pastikan bahwa Cao Cao punya kekurangan yang perlu dikritik. Ia pernah berjasa, dan pernah juga berbuat salah. Tetapi ini tidak berarti jika Mi Heng mengkritik Cao Cao, Mi Heng lantas menjadi pahlawan. Kita harus melihat dulu kritik Mi Heng terhadap hal apa. Tentu kita sekarang tidak tahu pasti isi kritikan Mi Heng tersebut. Dan kita tidak bisa mengandalkan apa yang ditulis dalam Romance of the Three Kingdoms. Ada orang yang bilang Mi Heng mengkritik Cao Cao karena Cao Cao berkhianat terhadap dinasti Han. Ini tidak benar. Karena waktu Mi Heng mengkritik Cao Cao, saat ini Cao Cao belum berkhianat kepada Han. Sekalipun Cao Cao berkhianat kepada Han, namun Xun Yu tidak. Lalu mengapa Mi Heng juga mengkritik Xun Yu? Ada juga orang yang bilang bahwa Mi Heng mengkritik Cao Cao karena Cao Cao kejam. Liu Biao tidak kejam, mengapa Mi Heng juga mengkritik Liu Biao? Bahkan Cao Cao masih menyimpan cukup respek kepada Mi Heng sebab ia sudi menunggui Mi Heng untuk menemuinya.

Ketiga, apakah Mi Heng memang tidak sepantasnya mati? Menurut prof. Yi, pantas dan tidak pantas. Kita bilang dia tak pantas mati, sebab kesalahan Mi Heng “hanya” mengkritik dan memarahi orang. Kita bilang dia pantas mati, sebab sedikit banyak ia menuai hasil kesalahannya sendiri. Saat berada di kubu Liu Biao, kritikan Mi Heng mengakibatkan ia dikirim oleh Liu Biao ke Huang Zu. Dalam hal ini, Cao Cao mengirim Mi Heng ke Liu Biao sebab ia tahu Liu Biao seorang pemimpin yang cukup sabar dan bajik. Ia masih berharap Mi Heng dapat menemukan tempat berlabuh di sana. Tetapi Liu Biao mengirim Mi Heng ke Huang Zu adalah sebaliknya, Liu Biao jelas tahu Huang Zu orang yang seperti apa. Huang Zu orang yang serampangan dan tak sabar. Maka di sini dapat kita simpulkan, kematian Mi Heng memang karena ada kesalahan yang ia lakukan sendiri, dan sesungguhnya Liu Biao yang meminjam pisau orang lain untuk membunuh Mi Heng, dan pada akhirnya semua berakar pada kondisi masyarakat saat itu yang rusak. Orang mengkritik dan nyinyir pada orang lain akhirnya dibunuh, bukankah ini menunjukkan kerusakan moralitas masyarakat saat itu? Maka kesimpulannya adalah, Mi Heng tidak pantas mati, namun juga tidak pantas menjadi panutan.

Lalu bagaimana dengan matinya Kong Rong? Jelas dicatat bahwa Kong Rong mati oleh Cao Cao. Ketika Yuan Shu mengangkat diri sebagai kaisar, Cao Cao mengambil kesempatan untuk membunuh Yang Biao. Yang Biao sendiri memiliki hubungan besan dengan Yuan Shu. Kong Rong tidak setuju dengan hal ini. Dengan berbagai alasan moral, akhirnya Cao Cao menuruti Kong Rong dan melepaskan Yang Biao. Saat Cao Cao menyerang Ye, putra Cao Cao, Cao Pi mengambil istri dari putra Yuan Shao. Kong Rong sekali lagi mengkritik Cao Cao atas hal ini. Hal-hal ini masih dalam batas toleransi Cao Cao. Tetapi begitu Kong Rong melawan arah politik Cao Cao, keadaan menjadi berbeda. Ini terjadi menjelang perang Guandu. Saat itu Kong Rong menyebar wacana bahwa Cao Cao tak sanggup mengalahkan Yuan Shao. Ini tentu hal yang tidak boleh dilakukan di saat perang sedang berlangsung. Belum lagi Kong Rong memiliki hubungan dekat dengan Liu Bei. Maka ketika Cao Cao hendak menyerang Liu Biao, ia pun melenyapkan Kong Rong.

Menariknya, Cao Cao menggunakan alasan bahwa Kong Rong “tidak berbakti”, sehingga harus dibunuh. Kong Rong pernah berkata bahwa kita tidak perlu berbakti kepada orang tua yang jahat. Sebenarnya ini alasan yang kelihatan dibuat-buat. Sebab bukankah Cao Cao sendiri memiliki prinsip bahwa selama orang itu bertalenta, meskipun ia tidak bermoral pun, tetap akan diterimanya? Tetapi di sisi lain, ini juga menunjukkan kelicikan siasat politik Cao Cao. Alasan “tidak berbakti” digunakan karena pada dinasti Han, “bakti” adalah hal yang sangat sangat penting. Ini terwujud dari gelar yang digunakan oleh para kaisar di masa itu, yang banyak menggunakan kata “bakti”. Ini sekaligus juga memberikan kesan bahwa Cao Cao orang yang bermoral tinggi, karena telah menghukum orang yang “tidak berbakti”. Kong Rong adalah keturunan dari Kong Zi (Confucius), yang kita tahu sangat mementingkan bakti. Dengan demikian telak sekali pukulan Cao Cao kepada Kong Rong. Selain itu, dengan kejadian ini pula, Cao Cao membangun sebuah kesan kepada orang-orang yang selama ini tidak suka terhadap Cao Cao, yaitu mereka jangan lagi berkasak-kusuk di belakang Cao Cao.

Setelah Mi Heng, Kong Rong dan Xun Yu tewas, Cao Cao membunuh Cui Yan dan Yang Xiu. Kedua orang ini agak berbeda dengan kasus ketiga orang sebelumnya. Mengapa mereka berdua harus dibunuh? Kita nantikan episode berikutnya.

Photo credit: 雪候鹰座 on Visual hunt / CC BY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *