Opera di Tiongkok setelah melalui perkembangan yang panjang, pada dinasti…
Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (09 – 一决雌雄/Showdown)
Pembahasan Tiga Negara kali ini, prof. Yi Zhongtian membahas tentang perang Guandu. Perang ini terdiri dari empat tahapan. Pertama adalah perang langsung face-to-face. Yuan Shao mengerahkan pasukan menuju tepi utara sungai Kuning di Liyang. Ia memerintahkan jenderal Yan Liang menyerang Baima di sisi selatan sungai. Dalam waktu bersamaan, ia juga mengirim jenderal Wen Chou untuk menyerang Yanjin. Medan pertempuran utama berada di Baima. Penjaga Baima saat itu, Liu Yan, memiliki 3000 prajurit. Setelah pertempuran berlangsung beberapa lama, Liu Yan tidak mampu menahan gempuran tentara Yuan Shao. Cao Cao pun tahu hal ini, dan berencana memberikan bala bantuan ke Baima. Tetapi penasehat Cao Cao, Xun You, memberikan usulan untuk tidak menyerang Baima, tetapi menyerang Yanjin. Ini adalah strategi yang bermaksud mengecoh Yuan Shao. Cao Cao mengerahkan pasukan secara terang-terangan untuk menyerbu Yanjin, sehingga Yuan Shao pun mengirim pasukan menuju Yanjin. Di tengah jalan, Cao Cao mengirim kavaleri ringan menuju Baima. Dan salah satu jenderal di dalam pasukan ini adalah Guan Yu. Dalam peperangan di Baima, Guan Yu berhasil membunuh Yan Liang. Di saat ini barulah Yuan Shao sadar bahwa Cao Cao hanya berpura-pura hendak menyerang Yanjin, dan dirinya telah terpancing keluar sarang.
Liu Bei yang saat itu berada di pihak Yuan Shao, diutus bersama dengan jenderal Wen Chou untuk menuju Baima menghadang pasukan Cao Cao. Cao Cao pun sudah tahu hal ini, karena Baima adalah tempat yang rawan yang tidak mungkin dipertahankan terus. Maka Cao Cao membawa penduduk Baima mengungsi menuju Yanjin. Kita membaca Romance of Three Kingdoms mungkin hanya mengetahui Liu Bei pernah membawa penduduk kota ikut mundur bersama pasukannya. Tetapi Cao Cao sebenarnya pun juga pernah melakukan hal yang sama. Membawa penduduk tentu tidak bisa berjalan cepat. Maka di tengah jalan akhirnya mereka bertemu dengan pasukan Liu Bei dan Wen Chou. Waktu itu rombongan Cao Cao tengah beristirahat di sebuah bukit, ketika tiba-tiba datang laporan bahwa pasukan Yuan Shao datang menyerbu. Anehnya Cao Cao malah menyuruh rombongannya untuk beristirahat, tidak mempersiapkan diri menghadapi musuh. Barang-barang berharga yang dibawa dari Baima pun dibiarkan tergeletak di jalan. Pasukan Yuan Shao begitu tiba, melihat barang-barang ini, tidak mampu menahan diri lagi dan akhirnya turun memunguti barang-barang itu. Pada waktu itu juga, Cao Cao segera memerintahkan untuk menyerang pasukan Yuan shao ini. Dengan jumlah pasukan berkuda yang kecil, turun dari atas bukit, menyerbu ke bawah, dan memukul habis pasukan Yuan Shao. Di dalam penyerbuan ini, Wen Chou terbunuh. Siapa pembunuhnya? Tidak ada di catatan sejarah. Di novel Romance of Three Kingdoms disebutkan Guan Yu yang membunuh Wen Chou. Prof. Yi memperkirakan, kemungkinan Guan Yu jugalah yang membunuh Wen Chou.
Setelah peperangan tahap pertama ini, Cao Cao menyadari bahwa kekuatan pasukannya tidak sebanding dengan pasukan Yuan Shao. Maka Cao Cao membawa pasukan mundur ke Guandu. Yuan Shao merasa diri unggul, segera menyerbu ke Guandu. Yuan Shao tidak tahu maksud Cao Cao memundurkan pasukan ini. Tujuan Cao Cao adalah agar pasukan lebih dekat ke Xudu, sehingga dalam mengirimkan perbekalan akan lebih cepat, sedangkan jika Yuan Shao maju ke Guandu, jarak menuju Yecheng jadi bertambah jauh, sehingga akan lebih lama mengirimkan perbekalan. Dan di Guandu ini, Cao Cao sudah tidak bisa mundur lagi. Yuan Shao menggeber pasukannya di Guandu, membangun perkemahan pasukan besar. Cao Cao juga membangun perkemahan di situ. Perang ini pun memasuki tahapan kedua, yaitu saling bersitegang. Yuan Shao membuat bukit buatan di dalam perkemahannya, lalu membangun menara di atasnya, memerintahkan pasukan pemanah untuk memanah perkemahan Cao Cao dari atas. Karena banyak korban di pihak Cao Cao, maka Cao Cao membuat alat pelontar batu, melemparkan batu ke perkemahan Yuan Shao. Hal ini berlangsung hingga beberapa bulan. Kedua pihak tidak ada yang menang dan kalah, tapi tentunya sangat melelahkan kedua pihak.
Suatu hari Cao Cao mengamati pasukan pembawa perbekalan yang datang dari Xudu, ia melihat kondisi mereka sangat memprihatinkan. Cao Cao mengobrol bersama mereka, lalu berjanji, agar mereka bertahan 15 hari, setelah itu tidak lagi membuat mereka bekerja dengan begitu berat. Dengan kata lain, dalam waktu 15 hari, Cao Cao harus menyelesaikan perang ini. Apakah Cao Cao sudah punya rencana untuk menang? Tidak. Sebenarnya Cao Cao bermaksud untuk mundur dan tidak berperang lagi. Ia mengirim surat ke Xudu yang waktu itu dijaga oleh Xun Yu. Xun Yu tidak setuju dengan rencana Cao Cao ini. Xun Yu berkata bahwa Yuan Shao kali ini telah mengerahkan seluruh pasukannya, maka Cao Cao mau tidak mau harus berperang. Jika mundur, pasukan Yuan Shao tetap akan terus mengejar. Cao Cao bertanya kepada Jia Xu, Jia Xu berkata bahwa ada empat hal keunggulan Cao Cao dibanding Yuan Shao, yaitu: unggul dalam hal intelektual, keberanian, memakai orang, mengambil keputusan. Lalu kenapa berperang begitu lama tetap tidak ada hasil? Menurut Jia Xu adalah karena Cao Cao terlalu berhati-hati. Sekarang yang penting adalah memusatkan perhatian, mengambil keputusan tegas, pasti menang. Saran Jia Xu dan Xun Yu adalah benar. Perang adalah hal yang beresiko besar. Tidak ada jaminan menang. Maka perang harus berani mengambil resiko. Dalam hal ini, ambisi dan ketangguhan pemimpin adalah kuncinya.
Perang Guandu saat ini memasuki tahapan ketiga, yaitu tahapan perputaran nasib. Ada tiga hal yang terjadi yang menguntungkan Cao Cao. Pertama: Liu Bei kabur dari Yuan Shao. Menurut prof. Yi, kemungkinan Liu Bei sudah memperkirakan Yuan Shao akan gagal. Kedua: pengkhianatan Xu You. Dalam hal ini, ada tiga teori alasan Xu You membelot. Pertama: Xu You ingin harta, sedangkan Yuan Shao tidak bisa memberikan harta yang cukup baginya. Kedua: Keluarga Xu You ditahan karena melakukan tindak kriminal. Ketiga: Xu You memberikan usul agar Yuan Shao diam-diam menculik kaisar dari Xudu, namun usul ini tidak diterima. Ketiga alasan ini bisa dijadikan satu, yaitu Xu You merasa dirinya tidak begitu berguna di pihak Yuan Shao, dan Yuan Shao tidak bisa memenuhi harapannya. Siapakah Xu You? Xu You adalah penasehat Yuan Shao yang paling awal, sehingga mengetahui banyak rahasia militer Yuan Shao. Cao Cao begitu mendapatkan Xu You, sangat gembira, dan memang benar, Xu You langsung memberikan strategi untuk mengalahkan Yuan Shao, yaitu membakar Wuchao. Wuchao adalah tempat penyimpanan makanan tentara Yuan Shao. Cao Cao pun langsung menerima saran ini.
Tepat di waktu Cao Cao mengirim pasukan membakar Wuchao, terjadilah hal ketiga: pengkhianatan Zhang He. Zhang He juga seorang jenderal besar bawahan Yuan Shao. Ia sebenarnya berkemampuan lebih tinggi daripada Yan Liang dan Wen Chou. Zhang He waktu itu memberikan usul untuk menolong Wuchao. Tetapi penasehat Yuan Shao yang lain, Guo Tu, tidak setuju. Guo Tu menyarankan untuk menyerang Guandu, karena jika tahu Guandu diserang, Cao Cao akan balik dan tidak jadi menyerang Wuchao. Yuan Shao menerima usul Guo Tu. Zhang He protes keras, sebab Guandu adalah tempat perkemahan Cao Cao, bagaimana bisa seketika dikalahkan? Yuan Shao tetap tidak terima. Dan akhirnya, Niaochao benar-benar terbakar habis, begitu pula perbekalan tentara Yuan Shao. Sebaliknya Guandu tidak dapat direbut oleh pasukan Yuan Shao. Di waktu ini, Guo Tu yang menyadari bahwa dirinya salah, menghasut Yuan Shao dengan mengatakan bahwa Zhang He gembira saat Wuchao terbakar habis. Yuan Shao termakan hasutan ini, mengakibatkan Zhang He tidak ada jalan lain, menyerah dan bergabung dengan Cao Cao. Zhang He dan bawahannya, Gao Lan, menuju Guandu untuk menyerah. Saat itu Guandu dijaga oleh Xun You dan Cao Hong. Cao Hong ragu apakah Zhang He benar-benar menyerah ataukah pura-pura. Xun You berkata tidak usah ragu, pasti mereka benar-benar menyerah. Dan ketika Cao Cao kembali dari Wuchao, ia menerima Zhang He dengan sangat gembira, berkata bahwa ini bagaikan Han Xin menyerah kepada Liu Bang.
Maka perang memasuki tahap keempat: yaitu tahap final. Maka Cao Cao menuruti saran Jia Xu, mengumpulkan pasukan menyerang Yuan Shao. Di saat ini, pasukan Yuan Shao sudah kacau balau dan akhirnya terpukul kalah. Yuan Shao lari tunggang-langgang sambil membawa putranya Yuan Tan. Dengan demikian habislah kekuasaan kubu Yuan Shao, dimulai dengan meninggalnya Yuan Shao, lalu kekalahan putra Yuan Shao, Yuan Shang; terbunuhnya Yuan Tan, dan terbunuhnya Yuan Shang dan Yuan Xi oleh Gongsun Kang.
Setelah perang Guandu, terjadilah perubahan mendasar dalam daerah kekuasaan di Tiongkok. Wilayah utara hampir seluruhnya dikuasai oleh Cao Cao. Akhir ini sebenarnya telah diperkirakan oleh dua penasehat di kubu Yuan Shao, yaitu Ju Shou dan Tian Feng. Mereka sama sekali tidak setuju Yuan Shao melakukan peperangan ini. Tian Feng memberikan saran untuk melakukan strategi mempermainkan Cao Cao, dengan cara membagi pasukan ke beberapa pasukan kecil dan melakukan semacam kucing-kucingan dengan Cao Cao agar pasukan Cao Cao kerepotan. Sekarang jika seluruh pasukan dibawa menyerang Cao Cao, jika kalah bagaimana? Tapi Yuan Shao tidak mau mendengar usul ini, ia terlanjur kelewat percaya diri pasti menang. Bagaimanapun Tian Feng protes, Yuan Shao tetap tidak mau mendengar, malah memenjarakan Tian Feng. Setahun kemudian, ketika Yuan Shao kalah di perang Guandu, teman-teman Tian Feng memberi selamat kepada Tian Feng di penjara, karena usul Tian Feng benar, berarti Tian Feng akan bisa segera bebas dari penjara. Tetapi Tian Feng mendengar hal ini, malah mengeluh dan berkata bahwa ia akan segera mati. Bagaimana bisa demikian? Akan dibahas di episode berikutnya.