Pembahasan Tiga Negara oleh Yi Zhongtian (11 – 海纳百川/Lautan Menampung Ratusan Sungai)

Setelah sekian lama vakum, kali ini saya akan meneruskan seri pembahasan Tiga Negara oleh Prof. Yi Zhongtian. Kita telah mengetahui dari episode sebelumnya tentang faktor-faktor teknis bagaimana Cao Cao berhasil mengalahkan Yuan Shao. Selain faktor teknis tersebut, ada satu hal lagi yang merupakan faktor kunci, bukan saja dalam mengalahkan Yuan Shao, tetapi dalam keseluruhan keberhasilan Cao Cao, yakni: kelihaian Cao Cao memakai orang (manajemen SDM). Hal ini sudah dibahas sekilas dalam episode sebelumnya, dan dalam episode ini Prof. Yi akan menjelaskan lebih mendalam tentang prinsip-prinsip Cao Cao mengatur para bawahannya.

Prof. Yi mengawali dengan mengutip kata-kata Chen Shou di dalam Records of the Three Kingdoms (San Guo Zhi), yang menyimpulkan riwayat Cao Cao. Kata-kata ini maknanya seperti ini: (1) Mengalahkan Yuan Shao adalah keberhasilan Cao Cao yang paling penting, (2) Kenapa Cao Cao bisa mengalahkan Yuan Shao? Pertama: Cao Cao memiliki strategi yang jitu; Kedua: Cao Cao pintar memakai orang. Maka prinsip-prinsip dalam “memakai orang” adalah hal yang sangat penting.

Prof. Yi merangkum “cara memakai orang” ini ke dalam dua hal, yaitu: memakai orang macam apa, dan bagaimana memakainya. Nah, dalam episode kali ini, prof. Yi akan membahas hal pertama, yaitu memakai orang macam apa.

Pembahasan kembali dilakukan dengan membandingkan Yuan Shao dan Cao Cao. Yuan Shao tentunya juga mengerti bahwa manajemen SDM adalah hal yang sangat penting. Bahkan Yuan Shao sejak kecil suka bergaul dengan orang-orang yang hebat, apalagi ditunjang dengan status dirinya yang merupakan kalangan terpandang. Ia melakukan apa yang telah dilakukan oleh Empat Tuan di Masa Zhanguo, yaitu mengumpulkan orang-orang berbakat ke dalam rumah mereka (dikenal sebagai budaya mengumpulkan “menke“/house-guest). Namun menurut prof. Yi, apa yang dilakukan Yuan Shao ini hanyalah kulitnya saja, belum mengarah kepada inti. Seperti yang dikatakan oleh penasehat Cao Cao, Xun Yu, bahwa Yuan Shao yang bangsawan, rela bergaul dengan orang-orang berbakat non-bangsawan itu mempunyai satu prinsip, yakni hanya bergaul dengan orang-orang yang terkenal, dengan tujuan tentunya untuk menambah popularitas/gengsi diri sendiri. Orang-orang berbakat yang kurang terkenal tidak akan ia undang untuk menjadi house-guest di kediamannya. Atau dengan kata lain, Yuan Shao seperti hendak mengatakan kepada dunia bahwa ia adalah orang yang penting, sembarang orang tidak bisa menemuinya. Yuan Shao tidak secara tulus mengharapkan orang lain membantu dirinya.

Bagaimana dengan Cao Cao? Berbeda sekali. Cao Cao sungguh-sungguh berharap ada banyak orang berbakat membantu dirinya. Hal pertama, Cao Cao mengerti konsep ‘terkenal’ dan ‘kenyataan’. Orang yang terkenal belum tentu memiliki kemampuan. Sebaliknya orang yang berkemampuan, mungkin tidak terkenal. Siapa yang kita pilih? Cao Cao berprinsip, kenyataanlah yang lebih penting. Orang yang berkemampuan, nantinya akan terkenal dengan sendirinya. Dalam hal ini, Cao Cao tidak mempunyai modal apa pun, tidak seperti Yuan Shao yang adalah keturunan bangsawan. Maka ia sangat mengharapkan dukungan dari orang-orang berbakat. Kuncinya adalah bersikap realistis.

Hal kedua, Cao Cao mengerti konsep ‘moral’ dan ‘kemampuan’. Tentu idealnya adalah orang yang bermoral sekaligus berkemampuan. Tetapi sering kali orang hanya memiliki kelebihan di satu sisi saja, misalnya moralnya baik tapi kemampuannya buruk, atau kemampuannya tinggi tapi moralnya jelek. Secara tradisional, kita harusnya memprioritaskan moral daripada kemampuan. Namun dalam hal ini Cao Cao justru sebaliknya. Bila moral dan kemampuan bertentangan, ia mendahulukan kemampuan. Ini adalah hal yang kontroversial, maka prof. Yi kemudian memberikan penjelasan tambahan. Kita harus melihat konteks di masa itu. Cao Cao beranggapan, di masa damai, kita boleh mendahulukan moral. Tetapi di masa yang kacau seperti saat itu, kemampuanlah yang lebih penting. Maka, jasa dan kemampuan harus diprioritaskan daripada moralitas. Bila memprioritaskan moral, akan timbul tiga kemungkinan, yang pertama, bermoral tapi tak berkemampuan. Kedua, akan timbul keharusan mendapatkan orang yang sempurna, yang mengakibatkan kemungkinan orang yang berkemampuan akan dicari-cari kelemahannya. Ketiga, akan timbul orang-orang yang pura-pura, alias berpura-pura bermoral baik, dan ini banyak terjadi di masa itu. Maka Cao Cao lebih memprioritaskan kemampuan. Asalkan orang itu punya kemampuan, akan ia terima untuk membantunya.

Hal ketiga, mengerti konsep ‘bersih’ dan ‘korup’. Cao Cao berprinsip mengutamakan orang yang bersih, tetapi tidak ambil pusing dengan korupsi kecil. Meski Cao Cao mengutamakan kemampuan, tapi bukan berarti ia sama sekali mengabaikan moral. Ia juga berharap ada orang yang moral maupun kemampuannya baik. Contohnya adalah Mao Jie dan Cui Yan, kedua orang ini bermoral baik dan adalah bawahan Cao Cao. Tetapi Cao Cao tetap mempekerjakan Ding Pei, seorang yang suka korupsi kecil-kecilan, tetapi toh tetap berguna dalam hal pekerjaan yang dikerjakannya. Bila diumpamakan, Ding Pei bagaikan kucing yang bisa menangkap tikus, tetapi juga suka mencuri makanan kita. Cao Cao lebih memperhatikan jasa menangkap tikus ini, meski si kucing suka mencuri makanan.

Hal keempat, mengerti konsep ‘menyerah’ dan ‘berkhianat’. Bagaimana menangani orang yang menyerah kepadanya dan orang yang berkhianat padanya? Prinsip Cao Cao adalah menerima orang yang menyerah maupun berkhianat, dan melupakan dendam lama. Bahkan ketika Lü Bu kalah olehnya dan menjadi tawanan, Lü Bu berniat menyerah dan menjadi bawahan Cao Cao. Cao Cao saat itu sungguh-sungguh hendak menerima Lü Bu. Hanya karena mendengar omongan Liu Bei di sampingnya bahwa Lü Bu memiliki track record yang buruk, dua kali membunuh majikannya sendiri, maka Cao Cao akhirnya pun menghukum mati Lü Bu. Suatu kali bawahan Cao Cao yang bernama Bi Chen, keluarganya tertawan oleh Zhang Miao, salah satu musuh Cao Cao. Saat itu Cao Cao bersimpati kepada Bi Chen, menyuruhnya pergi ke pihak Zhang Miao, agar bisa berkumpul kembali dengan keluarganya. Bi Chen berkata ia tidak akan pernah mengkhianati Cao Cao. Cao Cao terharu dan meneteskan air mata. Namun tak disangka-sangka, Bi Chen akhirnya kabur ke kubu Zhang Miao. Sampai ketika Zhang Miao kalah oleh Cao Cao, Bi Chen meski telah berkhianat, tetap tidak dihukum oleh Cao Cao, karena ia tahu Bi Chen adalah seorang yang berbakti kepada orang tua, maka ia merasa Bi Chen bisa menjadi pejabat yang setia. Bi Chen pun kembali menjadi bawahan Cao Cao.

Hal kelima, ‘besar’ dan ‘kecil’. Prinsip Cao Cao adalah memperoleh yang besar, melepaskan yang kecil, tidak ambil pusing dengan hal-hal yang remeh. Suatu contoh, Wen Pin adalah seorang jenderal Liu Biao, yang ditugaskan menjaga perbatasan di utara. Ketika Liu Biao meninggal dan digantikan oleh Liu Cong, Liu Cong menyerah kepada Cao Cao sebelum perang Tebing Merah terjadi. Namun Wen Pin menolak, ia tetap menjaga posnya hingga Cao Cao tiba di tempat itu. Wen Pin kemudian menjelaskan bahwa ia adalah bawahan Liu Biao, belum sempat berbuat jasa apapun, maka yang bisa ia lakukan adalah menjaga tempat yang telah dipercayakan padanya, sehingga ia tidak ingin begitu saja menyerah kepada Cao Cao. Cao Cao terharu atas kesetiaan Wen Pin, ia memberi Wen Pin jabatan yang tinggi dan terus naik pangkat, menjaga pos yang penting itu. Dari sini kita melihat bahwa Cao Cao tetap menghargai moral, ia tetap menghargai kesetiaan sebagai sebuah moral yang agung. Tetapi terhadap hal-hal kecil, Cao Cao tidak akan ambil pusing. Cao Cao memiliki seorang penasehat penting yaitu Guo Jia. Perilaku Guo Jia kadang seenaknya sendiri. Ia sering dimarahi di depan umum oleh pengawas kedisiplinan di kubu Cao Cao, yaitu Chen Qun. Tapi Guo Jia tetap saja seperti itu. Cao Cao pun tetap percaya kepada Guo Jia, juga tidak mengkritik Guo Jia, tidak berusaha mengubah Guo Jia. Cao Cao juga tetap memuji Chen Qun bahwa tindakannya adalah benar. Cao Cao mengerti bahwa moral juga harus dijaga, paling tidak sampai pada batas terendah. Maka dalam hal ini ia harus mengafirmasi tindakan Chen Qun, karena itu sesuai dengan kaidah moral. Namun Cao Cao juga tahu logika yang lain, yakni tidak perlu mengutak-utik kesalahan kecil orang, sebab tidak ada orang yang sempurna, tiap orang punya kelemahan. Menurut prof. Yi, apa yang dilakukan Cao Cao adalah inti dari Zhongyong (Doktrin Tengah), yakni ada hal yang merupakan aturan umum, ada hal yang fleksibel.

Di balik kelima hal ini, prof. Yi menyimpulkan bahwa kita bisa melihat keterbukaan Cao Cao. Inti dari cara Cao Cao menggunakan orang adalah pikiran yang terbuka ini, atau yang umum disebut sebagai hai na bai chuan (lautan menampung ratusan sungai). Kenapa lautan bisa besar? Karena semua sungai yang mengalir ke lautan membawa kotoran, membawa benda apa pun di dalamnya. Sebuah lautan yang menyeleksi aliran sungai ke dalam dirinya, misalkan hanya menerima air bersih saja, bukanlah sebuah lautan. Cao Cao adalah lautan sejati, ia menerima segala orang. Orang yang bermoral ia terima, orang yang licik juga ia pakai (dipakai keunggulannya), asalkan tidak bertentangan dengan prinsip moral dasar. Seperti kata pepatah: ikan tak dapat hidup di air yang terlampau bersih, pemimpin yang terlalu menuntut akan kehilangan pengikut.

Apa yang dijalankan Cao Cao ini menyebabkan ia mendapatkan banyak sekali pengikut. Ada yang menghitung, saat Cao Cao meninggal, penasehatnya total berjumlah 102 orang. Penasehat utama ada 5 orang: Xun Yu, Xun You, Guo Jia, Jia Xu, Cheng Yu. Kelima orang ini dengan kemauan sendiri bergabung dengan Cao Cao. Empat di antaranya berasal dari kubu musuh. Mereka memiliki alasan bergabung dengan Cao Cao, seperti yang dikatakan oleh Guo Jia ketika ia meninggalkan Yuan Shao untuk bergabung dengan Cao Cao. Kalimat ini sangat penting, dan akan dibahas di episode selanjutnya.

There is 1 comment for this article
  1. admin Author at 7:09 am

    Ternyata di falsafah Jawa juga ada konsep serupa, yakni “ati segara”, yang artinya kurang lebih sama, yakni sikap hati yang rela menerima segala sesuatu, namun pada akhirnya ia tetap jernih seperti air laut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *